Actuating merupakan istilah yang umum di bidang manajemen dan wirausaha. Namun, tidak semua orang yang terlibat di bidang ini benar-benar mengerti pengertian actuating. Apalagi, seluk beluk dari istilah dan penerapannya. Padahal, pengertian dari dasar teori diperlukan untuk penerapan lanjutannya.
Dalam penerapannya, actuating harus diiringi dengan dua aspek lainnya. Pertama, yaitu controlling atau evaluasi pengendalian. Kemudian, ada juga aspek organizing atau pengaturan, lalu ada aspek planning atau perencanaan sebagai lanjutan dari actuating.
Karena itu, berikut akan dibahas mengenai pengertian dari actuating. Tidak hanya itu, akan dibahas pula bagaimana penerapannya agar maksimal, prinsip, dan juga tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan actuating.
Daftar isi
Pengertian Actuating Menurut Para Ahli
Karena merupakan istilah yang profesional dalam bidang manajemen, tidak ada salahnya untuk mengetahui pengertian dari actuating jika ditinjau dari sudut pandang para ahli. Ada beberapa ahli yang sudah mengemukakan pengertian dari actuating ini, berikut di antaranya:
- Menurut George R. Terry Actuating merupakan usaha yang dilakukan untuk menggerakan bagian dari sebuah kelompok. Hal ini akan menyebabkan, setiap anggota memiliki keinginan dan sasaran yang bisa mendukung perusahaan tersebut.
- Sedangkan, menurut Prajudi Atmosudirjo, Actuating adalah usaha untuk mengaktifkan orang-orang yang ada di dalam fungsi manajemen. Pengaktifan yang dilakukan sesuai dengan pola dan rencana yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan organisasi.
- Kemudian, ada juga pengertian dari actuating dari Sondang S. Siagan yang menganggap bahwa actuating merupakan proses pemberian motif pada anggota atau pada kasus perusahaan adalah bawahan. Motif ini bisa mendorong para pekerja untuk menjadi produktif.
Pengertian-pengertian yang diungkapkan oleh para ahli mungkin berbeda-beda berdasarkan aspek yang dibahas. Namun, pengertian ini bisa disimpulkan menjadi satu garis besar.
Pengertian Actuating Secara Garis Besar
Setelah mendengar pengertian istilah actuating dari para ahli, bisa disimpulkan bahwa actuating merupakan usaha untuk menggerakan orang-orang dalam perusahaan atau organisasi. Dengan menggerakan ini diharapkan perusahaan bisa meraih tujuan perusahaan.
Penggerakan dan pemberian motivasi ini juga didasarkan oleh perencanaan manajerial yang sudah ditentukan oleh organisasi sebelumnya. Actuating sangat bergantung pada kesadaran para anggota agar bisa bergerak meraih tujuan bersama.
Bagaimana Penerapan Actuating yang Maksimal?
Setelah mengetahui pengertian dari actuating, tentu saja penerapan dari pengertian tersebut belum terlalu jelas. Perlu dibahas bagaimana cara agar actuating ini berfungsi pada perusahaan maupun organisasi.
Kunci utama dalam menerapkan actuating adalah adanya komunikasi yang terjalin baik. Dari bawah sampai pimpinan. Karena setiap bagian perusahaan memiliki tanggung jawabnya masing-masing dan menyesuaikan dengan instruksi.
Namun, sebenarnya komunikasi baik saja tidak cukup. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan pimpinan perusahaan atau organisasi untuk memaksimalkan penerapan actuating, diantaranya:
- Memotivasi semua bawaan dan anggota dalam perusahaan atau organisasi.
- Memberikan petunjuk dengan baik dan rinci dari yang umum sampai dengan yang khusus.
- Selalu menyebarkan pengaruh positif pada bawahan maupun atasan.
- Menyampaikan orientasi secara jelas, pada setiap bagian sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
- Walaupun seorang pimpinan dalam perusahaan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Namun, jika tidak diimplementasikan dengan tepat maka akan membuat penerapan actuating sia-sia.
Prinsip Actuating dalam Manajemen Organisasi
Di dalam pengertian actuating, terdapat prinsip-prinsip yang harus diterapkan. Prinsip-prinsip ini penerapannya harus diperhatikan oleh pimpinan perusahaan atau organisasi yang berjalan. Untuk dapat menjalankan konsep actuating secara maksimal, berikut adalah prinsip-prinsipnya:
1. Kesatuan Komando
Dalam prinsip kesatuan komando, maka semua bawahan hanya memiliki satu pimpinan saja. Jadi, setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan atau organisasi hanya ditujukan pada satu pimpinan saja.
Keuntungan dalam penerapan prinsip ini adalah dapat meminimalisir kemungkinan konflik di antara para anggota atau bawahan. Para bawahan atau anggota juga akan merasakan tanggung jawab besar, karena komunikasi langsung dengan pimpinan.
2. Keharmonisan Pada Tujuan
Dalam prinsip ini hal yang menjadi fokus adalah memberikan dorongan pada bawahan atau anggota agar bisa menjalankan fungsinya pada perusahaan atau organisasi. Setiap anggota atau bawahan terkadang memiliki tujuan yang berbeda dengan perusahaan atau organisasi.
Namun, bukan berarti tujuan berbeda tersebut tidak bisa dikoordinasikan. Dengan menyelaraskan tujuan masing-masing dan tujuan perusahaan. Maka, bisa menjaga setiap bawahan dan anggota agar menjalankan tugasnya sesuai porsi.
Dengan harapan agar setiap anggota tidak melakukan penyimpangan yang terlalu besar. Seiring dengan memenuhi tujuannya sendiri dan tujuan perusahaan.
3. Mengarahkan Pada Tujuan
Pada prinsip ini hal yang menjadi fokus adalah pengarahan pada tujuan. Peran pimpinan atau ketua organisasi sangat penting pada prinsip ini, untuk menerangkan pada bawahan dan anggota perusahaan atau organisasi.
Semakin jelas arah yang dituju oleh perusahaan atau organisasi. Kontribusi dari anggota atau bawahan pada perusahaan atau organisasi akan semakin besar. Karena pengarahan adalah fokus utama, maka setiap aspek harus diperjelas
Mulai dari perencanaan dalam perusahaan, struktur, sumber daya baik alam maupun manusia, pendanaan, sampai dengan proses pengawasan. Perusahaan atau organisasi juga harus memiliki orang yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan sumber daya manusianya.
Tantangan yang Dihadapi Penerapan Actuating
Dalam menjalankan manajemen perusahaan atau organisasi pastinya akan ada tantangan yang dihadapi. Terutama, dalam proses penerapan actuating ada banyak hal yang menjadi masalah dan hambatan.
Mengetahui pengertian actuating saja tidak cukup untuk memaksimalkan penerapan aspek ini. Dengan memahami apa saja yang menjadi tantangannya, maka pihak pimpinan perusahaan atau organisasi bisa menemukan solusi untuk memecahkannya.
Karena itu, berikut akan dibahas berbagai hal yang menjadi tantangan dalam penerapan actuating. Tantangan ini harus ditemukan solusinya oleh pihak yang memimpin.
1. Pengarahan dalam Kepemimpinan
Memimpin suatu perusahaan atau organisasi bukanlah hal yang mudah. Karena itu, kesuksesan dalam penerapan actuating sangat bergantung dengan kemampuan memimpin yang dimiliki oleh pemimpin perusahaan atau organisasi.
Para pemimpin tidak hanya perlu pintar dalam menjalankan tugasnya saja. Namun juga, mengerti bagaimana cara harus bersikap dan mengendalikan bawahannya.
2. Jalannya Komunikasi
Seperti yang disebutkan pada bagian pengertian actuating sebelumnya, komunikasi adalah aspek yang penting dalam penerapan actuating. Kemampuan dalam berkomunikasi adalah hal dasar bawahan maupun pemimpin dalam perusahaan atau organisasi.
Tidak hanya para bawahan saja, namun juga para pemimpin. Dengan komunikasi yang baik, maka setiap informasi, perintah, laporan, bahkan sampai ide dan gagasan bisa disampaikan dengan baik. Dengan begitu, bisa mempermudah pengarahan dalam jalannya perusahaan.
3. Hubungan Antara Manusia
Manusia atau dalam hal ini bawahan atau anggota dari organisasi merupakan objek dalam penerapan actuating. Sebagai makhluk yang memiliki perasaan, pemikiran, dan tujuannya sendiri. Manusia seringkali memiliki pandangan yang berbeda-beda.
Karena itu akan menciptakan hubungan-hubungan tertentu antara manusia. Hubungan-hubungan yang dibentuk dari kepentingan dan tingkah laku tertentu ini sering kali menjadi hambatan dalam penerapan actuating.
Misalnya saja, munculnya suatu konflik di perusahaan, perbedaan pendapat, atau sampai timbulnya rasa benci. Tentu saja, ini akan menghambat penerapan actuating pada suatu perusahaan atau organisasi.
Itulah pengertian actuating dan seluk beluknya, penerapan actuating memang bukan hal yang mudah. Namun, jika berhasil aspek ini akan sangat mendukung jalannya perusahaan atau organisasi.