Pengertian Quasi Eksperimen

Quasi eksperimen adalah suatu metode penelitian di mana peneliti mengontrol atau memanipulasi satu atau beberapa faktor dalam lingkungan yang ada, tetapi tidak secara acak menetapkan peserta atau subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam quasi eksperimen, subjek atau kelompok subjek dipilih berdasarkan karakteristik tertentu atau faktor yang ada pada mereka, seperti usia, jenis kelamin, atau kondisi medis, dan kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang setara dalam karakteristik tersebut.

Quasi eksperimen sering digunakan ketika tidak memungkinkan atau tidak etis untuk merancang eksperimen yang sepenuhnya acak, seperti dalam penelitian medis atau perilaku manusia. Namun, karena kelompok subjek tidak dipilih secara acak, hasil dari quasi eksperimen biasanya memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah dan lebih sulit untuk menarik kesimpulan yang kuat tentang hubungan antara variabel yang diteliti.

Kelebihan dari quasi eksperimen adalah sebagai berikut:

  1. Kontrol variabel: Quasi eksperimen memungkinkan peneliti untuk mengontrol variabel tertentu, sehingga memungkinkan penelitian untuk lebih fokus pada faktor yang ingin diteliti.
  2. Efisiensi: Quasi eksperimen dapat lebih efisien dalam hal waktu dan biaya dibandingkan dengan eksperimen sepenuhnya acak, karena tidak perlu melakukan randomisasi peserta atau subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol.
  3. Etis: Terkadang eksperimen sepenuhnya acak tidak etis untuk dilakukan, seperti dalam penelitian medis tertentu yang melibatkan pemberian obat-obatan atau prosedur medis yang berisiko. Quasi eksperimen dapat digunakan untuk meminimalkan risiko ini.

Namun, terdapat kekurangan dalam quasi eksperimen, antara lain:

  1. Kurangnya randomisasi: Karena peserta atau subjek tidak dipilih secara acak ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol, kemungkinan terdapat perbedaan dalam karakteristik antara kedua kelompok, yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
  2. Validitas internal yang rendah: Karena kurangnya randomisasi, quasi eksperimen cenderung memiliki validitas internal yang lebih rendah daripada eksperimen sepenuhnya acak. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan peneliti untuk menarik kesimpulan yang kuat tentang hubungan sebab-akibat antara variabel yang diteliti.
  3. Sulit untuk mengontrol variabel luar: Karena peserta atau subjek dipilih berdasarkan karakteristik tertentu, sulit untuk mengontrol variabel luar yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
  4. Sulit untuk mereplikasi: Quasi eksperimen sering kali sangat tergantung pada konteks khusus di mana penelitian dilakukan, sehingga dapat sulit untuk mereplikasi hasil penelitian dalam konteks yang berbeda.

Dalam kesimpulannya, quasi eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan penelitian. Keputusan untuk menggunakan quasi eksperimen atau eksperimen sepenuhnya acak harus didasarkan pada tujuan penelitian, sumber daya yang tersedia, dan kemungkinan risiko dan manfaat untuk peserta dan subjek yang terlibat.

 

Bagaimana cara meningkatkan validitas internal quasi eksperimen?

Validitas internal dalam quasi eksperimen dapat ditingkatkan dengan beberapa cara berikut:

  1. Penggunaan kelompok kontrol: Meskipun subjek atau peserta tidak dipilih secara acak ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol, penggunaan kelompok kontrol yang setara dalam karakteristik dapat membantu mengontrol faktor-faktor luar yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
  2. Randomisasi pengalokasian subjek atau peserta ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol: Meskipun tidak memungkinkan untuk melakukan randomisasi pada seluruh subjek atau peserta, peneliti dapat melakukannya pada beberapa subjek atau peserta yang mewakili populasi yang lebih besar.
  3. Penggunaan desain quasi eksperimen yang kuat: Quasi eksperimen yang kuat, seperti desain nonequivalent control group atau time series, dapat membantu mengurangi bias dan memperkuat validitas internal.
  4. Pengontrolan variabel luar yang lebih baik: Peneliti harus berusaha untuk mengontrol variabel luar sebanyak mungkin, termasuk dengan memilih subjek atau peserta yang serupa dalam karakteristik yang relevan.
  5. Penggunaan instrumen pengukuran yang valid dan reliabel: Instrumen pengukuran yang valid dan reliabel dapat membantu mengurangi kesalahan pengukuran dan meningkatkan validitas internal.
  6. Analisis statistik yang tepat: Analisis statistik yang tepat dan tepat waktu dapat membantu mengurangi bias dan meningkatkan validitas internal.
  7. Penjelasan yang tepat tentang metode penelitian: Penjelasan yang tepat tentang metode penelitian dan prosedur yang digunakan dalam quasi eksperimen dapat membantu mengurangi bias dan meningkatkan validitas internal dengan memastikan bahwa semua peserta atau subjek memahami prosedur yang akan dilakukan.
  8. Verifikasi kembali hasil penelitian: Peneliti dapat memverifikasi kembali hasil penelitian dengan menggunakan metode lain atau dengan memeriksa kembali data untuk memastikan bahwa hasilnya akurat.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, peneliti dapat meningkatkan validitas internal quasi eksperimen dan menghasilkan hasil yang lebih akurat dan dapat diandalkan. Namun, perlu diingat bahwa quasi eksperimen mungkin tidak pernah mencapai tingkat validitas internal yang sama dengan eksperimen sepenuhnya acak, sehingga hasil penelitian perlu diinterpretasikan dengan hati-hati.

 

Bagaimana cara memilih subjek atau peserta yang serupa dalam karakteristik yang relevan?

Pemilihan subjek atau peserta yang serupa dalam karakteristik yang relevan dapat membantu mengurangi bias dalam quasi eksperimen dan meningkatkan validitas internal. Beberapa cara untuk memilih subjek atau peserta yang serupa adalah sebagai berikut:

  1. Memilih subjek atau peserta dari populasi yang sama: Pilih subjek atau peserta dari populasi yang sama atau serupa untuk memastikan bahwa karakteristik mereka serupa.
  2. Menentukan kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas: Menentukan kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas dapat membantu memastikan bahwa subjek atau peserta memiliki karakteristik yang serupa dan meminimalkan faktor luar yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
  3. Mengukur karakteristik yang relevan sebelumnya: Mengukur karakteristik yang relevan sebelumnya dapat membantu memastikan bahwa subjek atau peserta memiliki karakteristik yang serupa dan meminimalkan faktor luar yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
  4. Menyesuaikan subjek atau peserta dengan karakteristik yang relevan: Menyesuaikan subjek atau peserta dengan karakteristik yang relevan, seperti usia, jenis kelamin, atau status sosial ekonomi, dapat membantu memastikan bahwa subjek atau peserta memiliki karakteristik yang serupa.
  5. Membuat kelompok eksperimen dan kontrol serupa dalam karakteristik yang relevan: Jika memungkinkan, membuat kelompok eksperimen dan kontrol yang serupa dalam karakteristik yang relevan, seperti usia, jenis kelamin, atau status sosial ekonomi, dapat membantu mengurangi bias dan memperkuat validitas internal.
  6. Menggunakan teknik pemilihan sampel yang tepat: Teknik pemilihan sampel yang tepat dapat membantu memastikan bahwa subjek atau peserta yang dipilih mewakili populasi yang lebih besar dan memiliki karakteristik yang serupa.
  7. Menggunakan instrumen pengukuran karakteristik yang valid dan reliabel: Instrumen pengukuran yang valid dan reliabel dapat membantu memastikan bahwa karakteristik subjek atau peserta terukur dengan akurat dan dapat diandalkan.
  8. Menggunakan teknik analisis statistik yang tepat: Teknik analisis statistik yang tepat dapat membantu memastikan bahwa perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol sesuai dengan karakteristik yang diukur.

Dalam memilih subjek atau peserta yang serupa, perlu diingat bahwa tidak semua karakteristik subjek atau peserta dapat dikontrol sepenuhnya. Namun, dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, peneliti dapatmengurangi bias dalam pemilihan subjek atau peserta dan meningkatkan validitas internal quasi eksperimen.