Memahami Berbagai Piramida Kecelakaan Kerja Serta Upaya untuk Mencegahnya

Dalam dunia keselamatan dan kesehatan kerja, terdapat teori yang bernama Piramida Kecelakaan Kerja. Biasanya, orang-orang menggambarkan teori ini dalam bagan yang berbentuk piramida. Di dalamnya terdapat gambaran rangkaian kejadian dari sebuah insiden kecil hingga mencapai sebuah kecelakaan fatal saat bekerja.

Kecelakaan kerja sendiri merupakan sebuah kejadian yang tidak terduga dan tidak dikehendaki saat melakukan pekerjaan. Hal tersebut dapat menimbulkan kerugian berupa cedera dan kesakitan baik secara mental maupun psikis, kerusakan sumber daya, serta kematian. Kecelakaan kerja merugikan pekerja juga perusahaannya.

Macam-macam Piramida tentang Kecelakaan Kerja dari Masa ke Masa

Piramida mengenai kecelakaan kerja sendiri mengalami perkembangan, hal itu disebabkan oleh adanya perkembangan zaman. Akhirnya, teori dari sebuah penelitian sangat mungkin menjadi tidak relevan lagi jika harus diterapkan pada masa kini. Terdapat piramida dari Heinrich, Frank Bird, Krause, dan Hollnagel.

1. Piramida Menurut Heinrich

Pada tahun 1929, seorang peneliti bernama Heinrich membuat sebuah teori mengenai kecelakaan kerja. Menurutnya, sebuah kecelakaan kerja fatal bisa terjadi apabila sebuah perusahaan membiarkan 300 kecelakaan tanpa luka. Sebelum berujung dalam sebuah kecelakaan fatal, terdapat 29 kecelakaan dengan cedera/luka ringan.

2. Piramida Menurut Frank Bird

Berbeda dengan hasil penelitian Heinrich, Frank Bird mengemukakan komposisi perbandingan dengan jumlah angka yang berbeda, yaitu 1:10:30:600:1200. Menurutnya, sebuah kecelakaan fatal disebabkan oleh 10 luka ringan, 30 kecelakaan dengan kerusakan properti, 600 kecelakaan kecil, dan 1200 penyimpangan.

Piramida ini menawarkan sebuah konsekuensi jika dianut oleh sebuah perusahaan. Akan banyak program yang berfokus pada bagian penyimpangan. Sebab, perusahaan beranggapan jika sudah mampu mengendalikan hal yang sifatnya kecil dan ringan, kecelakaan besar pun bisa dikendalikan.

3. Piramida Menurut Krause

Krause beranggapan, kecelakaan fatal tidak dipengaruhi oleh upaya perusahaan dalam mencegah kejadian ringan yang ada. Dirinya berpegang pada data OGP, dimana kedua hal tersebut tidak bersinggungan. Menurut penelitian Krause, dalam 300 kejadian, 21% kecelakaan berpotensi menimbulkan luka serius atau kematian.

Dalam penelitiannya, terdapat faktor bernama prekursor atau resiko yang tidak termitigasi dan memungkinkan menimbulkan kecelakaan serius. Bagi Krause, kecelakaan kecil tidak selalu berakibat pada kecelakaan besar, justru prekursor-lah yang berpengaruh. Jadi, pencegahan kecelakaan kerja yang tepat adalah mengontrol prekursornya.

4. Piramida Menurut Hollnagel

Hollnagel mempertanyakan sisi statistik dari piramida kecelakaan kerja milik Heinrich, karena perbandingannya tidak dapat dibuktikan keterkaitannya. Karena itu, Hollnagel mengubah piramida Heinrich menjadi sebuah pie chart. Menurutnya jumlah perbandingan dalam piramida tersebut benar, namun tidak memiliki keterkaitan satu sama lain.

Upaya yang Bisa Dilakukan Agar Tidak Terjadi Kecelakaan Kerja

Meskipun kejadiannya tidak dapat diprediksi, namun kecelakaan kerja merupakan sesuatu yang dapat dicegah. Karyawan dan pihak perusahaan bisa memaksimalkan pencegahan berdasarkan faktor yang ada. Yang harus diperhatikan adalah faktor lingkungan, perlengkapan dan peralatan kerja, serta manusianya sendiri seperti berikut:

Pekerja dapat mencegah kecelakaan kerja dengan selalu waspada terhadap faktor lingkungan. Caranya dengan mematuhi prosedur serta aturan K3 yang ada dan menyediakan seluruh kelengkapan dan pendukung K3. Selain itu pencegahan dengan mengendalikan dan memantau kondisi lingkungan kerja.
Perusahaan harus menyediakan perlengkapan kerja berupa alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan ukuran tubuh pekerjanya. Sehingga, selain aman pekerja juga merasa nyaman dengan alat penunjang keselamatannya tersebut.
Memastikan peralatan K3 memenuhi standar keselamatan sesuai dengan SILO Alat K3 juga harus dilakukan oleh perusahaan.
Untuk faktor manusia, perusahaan bisa melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pembinaan serta pengawasan terhadap tenaga kerja. Bisa melalui pendidikan dan pelatihan K3, konsultasi dan konseling penerapan K3, serta melakukan pengembangan pada sumber daya yang ada.

Demikianlah pembahasan mengenai piramida kecelakaan kerja serta upaya untuk mencegahnya. Keselamatan kerja merupakan wujud kerjasama, tidak hanya terbatas pada masing-masing pekerja maupun perusahaan saja. Kesadaran dari semua lapisan di perusahaan sangat membantu kesuksesan membangun lingkungan kerja yang aman untuk pekerja.