5 Hirarki Pengendalian Resiko K3 Yang Perlu Diketahui

K3 yakni sebuah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diperuntukkan bagi seseorang pada dunia kerja agar lebih terjamin. Namun tidak dapat dipungkiri jika hal tersebut memiliki berbagai resiko yang harus dikendalikan. Lalu apa saja hirarki pengendalian resiko K3 tersebut?

Sebuah resiko merupakan suatu bahaya yang dapat dinilai dengan menggunakan langkah pengendalian agar semakin menurun ke tingkat yang aman. Dalam hal ini terdapat 5 hirarki dalam pengendalian resiko K3 agar berada di titik aman. Adapun hirarki tersebut di antaranya sebagai berikut:

Eliminasi

Hirarki yang pertama yaitu eliminasi yang bermakna untuk membuat modifikasi penghilang bahaya. Dengan menghilangkan bahayanya maka para tenaga kerja akan terhindarkan dari hal seperti itu. Selain itu, eliminasi juga dapat memperkecil ancaman tak terduga yang dapat terjadi pada tenaga kerja.

Eliminasi menjadi hirarki yang utama bukan tanpa alasan. Dengan keberadaannya maka resiko-resiko dalam pekerjaan yang menimbulkan kecelakaan akan hilang. Jadi, tenaga kerja akan menjadi lebih tenang ketika dilakukan eliminasi terhadap resiko-resiko yang kemungkinan akan bisa terjadi dan tidak terduga.

Substitusi

Substitusi merupakan sebuah hirarki pengendalian dalam resiko K3 yang memiliki fokus terhadap pergantian alat bantu kerja. Misal semacam mesin atau alat lain yang berbahaya diganti dengan yang aman tanpa adanya bahaya. Dengan begitu, resiko kecelakaan kerja tentunya akan berkurang terhadap tenaga kerja.

Pengendalian resiko berupa hirarki ini perlu dilakukan karena alat adalah sesuatu yang melekat pada tenaga kerja. Jadi, harus dipastikan jika membahayakan maka harus segera dilakukan pergantian agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Dengan begitu, para tenaga kerja lebih terlindungi oleh perusahaan.

Engineering Control

Hirarki pengendalian resiko K3 dapat dilakukan dengan melakukan rekayasa alat untuk mengendalikan suatu bahaya. Pengendalian semacam itu disebut dengan istilah engineering control atau perancangan alat. Dimana hal ini dapat digunakan jika substitusi atau pergantian alat tidak berjalan dalam prosesnya.

Perlu diketahui jika pengendalian engineering control ini dapat digunakan untuk menurunkan resiko. Hal itu karena perancangan alat yang dilakukan oleh perusahaan akan lebih terjamin untuk kinerja serta keamanannya. Jadi, para tenaga kerja juga ikut terjamin saat menjalankan pekerjaannya.

Administrasi 

Untuk pengendalian berupa administrasi ini tidak ada kaitannya dengan pekerjaan yang secara teknis atau biasa disebut non teknis. Meskipun tidak ada kaitannya namun administrasi ini dapat menghilangkan suatu bahaya yang mungkin akan terjadi pada perusahaan maupun tenaga kerjanya.

Contoh dari administrasi atau non teknis sendiri diantaranya seperti penyusunan prosedur, aturan, pelatihan kerja serta yang lainnya. Dengan begitu, kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja akan lebih terstruktur. Meskipun administrasi ini tidak langsung, tetapi dapat dijadikan sebagai sebuah panduan.

Alat Pelindung Diri (APD)

Hirarki Alat Pelindung Diri (APD) menjadi pengendalian untuk risiko K3 yang terakhir. Hal itu karena tidak semua jenis pekerjaan memerlukannya. Selain itu, APD ini juga tergolong pengendalian yang harus mampu menyesuaikan jenis pekerjaan yang dilakukan.

Selain itu APD ini perlindungannya juga terbatas dan kemungkinan hanya pada tenaga kerja tertentu saja. Hal itu karena tidak dapat menghilangkan sumber resikonya secara utuh. Jadi masih ada kemungkinan bahaya-bahaya yang mengancam tenaga kerja meskipun sudah memakai APD.

Itulah 5 hirarki pengendalian resiko K3 yang dapat dipahami serta untuk dipelajari. Dengan begitu, dapat mengetahui apa saja pengendalian yang dapat dilakukan saat melakukan pekerjaan sebagai tenaga kerja.