perbedaan pasar monopoli dan pasar monopolistik

Perbedaan Pasar Monopoli dan Pasar Monopolistik

Sistem pasar memiliki berbagai jenis. Contohnya dapat dilihat dari perbedaan pasar monopoli dan pasar monopolistik yang cukup mendasar meski terlihat serupa. Keduanya memiliki peran penting dalam mengembangkan perekonomian Indonesia.

Dalam lingkup ekonomi, pasar merupakan tempat dimana penjual bertemu dengan pembeli untuk bertransaksi. Transaksi ini meliputi kegiatan menjual serta membeli. Aktivitas pasar antara lain kegiatan penawaran serta permintaan, dan tidak dibatasi oleh letak geografis. Artinya, akses pasar semakin mudah saat ini.

Pembeli dapat melakukan aktivitas perdagangan dengan penjual, baik bertemu langsung ataupun tidak. Terlebih dengan bertambah banyaknya toko online seperti sekarang. Dua contoh model pasar yang paling umum adalah monopoli, dan juga monopolistik. Sebelumnya, mari mengenal kedua jenis pasar ini lebih jauh:

Pengertian Pasar Monopoli

Apa yang dimaksud pasar monopoli? Ini merupakan bentuk pasar dimana perusahaan yang ada sangat terbatas, dan termasuk pasar yang persaingannya bersifat tidak sempurna. Istilah monopoli sendiri pada mulanya berasal dari Yunani, yaitu Monos, atau menjual.

Jadi, sebuah perusahaan termasuk pasar monopoli jika mereka satu-satunya penjual dalam industri tersebut. Perusahaan menjadi penjual satu-satunya, sebab tidak terdapat barang yang dapat menggantikannya dalam jarak dekat. Sehingga, umumnya usaha yang bersifat monopoli bisa meraih keuntungan lebih besar.

Tidak jarang, perusahaan ini merupakan produsen utama dan bisa menetapkan sendiri berapa harga produknya. Perusahaan pesaing akan sulit memasuki industri tersebut. Inilah yang menjadi perbedaan pasar monopoli dan pasar monopolistik paling utama. Di Indonesia, terdapat beberapa  perusahaan yang sifatnya monopoli, di antaranya:

PLN, perusahaan yang menyediakan listrik.
Pertamina, penyedia bahan bakar untuk kendaraan bermotor.
KAI, penyedia transportasi berupa kereta api.
PDAM, menyediakan air bersih untuk konsumsi sehari-hari.
Bulog, perusahaan yang menyediakan beras.
Pengertian Pasar Monopolistik

Sebelumnya telah dibahas mengenai pasar monopoli. Berikutnya ada jenis pasar lainnya yang juga banyak ditemukan di masyarakat, yaitu pasar monopolistik. Jika mendengar sekilas, namanya memang mirip. Namun, sebenarnya cukup banyak perbedaan yang perlu diketahui dari dua jenis pasar tersebut.

Pasar monopolistik termasuk dalam jenis persaingan yang tidak sempurna. Di pasar monopolistik, terdapat banyak konsumen dan mampu menghasilkan komoditas yang beragam. Pasar ini terdiri dari banyak penjual, semuanya menawarkan produk serupa. Meski sama, namun kualitas, ukuran, serta bentuk produknya berbeda-beda.

Perbedaan produk dapat dilihat dari berbagai sisi. Baik kemasan, merek, logo, fungsi, dan lain-lain, akan menunjukkan seperti apa kualitas dari produk  tersebut jika dibandingkan dengan yang lain.

Kendati demikian, perbedaan tersebut juga tidak luput dari sisi subjektif, contohnya selera konsumen. Adapun beberapa contoh dari pasar monopolistik yakni:

Pabrik rokok. Tidak dapat dipungkiri jika persaingan antar perusahaan rokok cukup sengit. Nama-nama seperti Djarum, Dji Sam Soe, Gudang Garam, dan sebagainya tidak lagi asing. Semua memiliki karakteristik masing-masing yang membuatnya berbeda.
Produsen sepeda motor. Kendaraan adalah kebutuhan utama, termasuk sepeda motor yang mendapatkan jutaan pembeli setiap bulannya. Di sinilah persaingan cukup ketat, misalnya Yamaha, Honda, Vario, dan masih banyak lainnya yang berlomba meningkatkan keunggulan masing-masing.
Kedai makanan di mall. Jika mengunjungi mall atau pusat perbelanjaan lainnya, dapat dilihat bahwa persaingan di pasar makanan ringan sangat ketat. Setiap tahunnya muncul banyak merek baru yang siap bersaing dan menarik perhatian konsumen.

Perbedaan Pasar Monopoli & Pasar Monopolistik

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan tentang apa yang dimaksud pasar monopoli serta monopolistik. Secara sepintas, dapat diketahui bahwa keduanya memiliki model persaingan yang berbeda.

Sesuai namanya, monopoli berarti hampir menguasai pasar karena minimnya kompetitor. Sementara itu, monopolistik juga diisi oleh banyak perusahaan ternama. Namun, jelas persaingannya lebih ketat. Tidak hanya itu, sebenarnya masih banyak perbedaan lain yang dapat dilihat melalui ciri-ciri berikut:

1. Kemudahan Mendapatkan Barang Atau Jasanya

Perbedaan pertama yakni kemudahan untuk mendapatkan produk. Dalam monopoli, produk sulit atau tidak bisa didapatkan dari tempat lainnya. Tidak ada opsi selain membelinya di perusahaan tersebut. Lain halnya jika pasar monopolistik, dimana terdapat banyak penjual, semuanya saling bersaing untuk mendapatkan konsumen.

2. Jenis Barang yang Dijual

Perbedaan pasar monopoli dan pasar monopolistik berikutnya terletak pada jenis barang apa yang dijual. Umumnya, pasar monopoli menjual satu produk dan tidak ada yang dapat menjadi barang penggantinya. Barang tersebut sifatnya sulit digantikan, karena cenderung langka dan unik.

Pada pasar yang sifatnya monopolistik, ada lebih banyak jenis barang maupun jasa yang ditawarkan. Tidak jarang, produk yang ditawarkan sama persis dengan perusahaan lainnya. Namun, kualitas tidak dapat berbohong. Kemasan, ukuran, keunikan, layanan, dan lainnya tentu berbeda satu dengan lainnya.

3. Hambatan untuk Masuk ke Industri

Lebih sulit bagi perusahaan lain dalam pasar monopolistik untuk memasuki industri. Sebab, keuntungan dari perusahaan sulit mendorong perusahaan lainnya turut serta ke industri tersebut. Kekuatan monopoli bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan begitu saja.

Ini tidak berlaku pada pasar monopolistik, dimana hambatan untuk memasuki industri relatif rendah. Jadi, berbagai perusahaan yang baru akan memasuki pasar masih dapat bersaing. Hambatannya tidak banyak, asalkan memiliki modal yang cukup serta mampu memproduksi produk yang menarik dibandingkan yang ada sebelumnya.

4. Jumlah Produsen

Perbedaan pasar monopoli dan pasar monopolistik berikutnya terletak pada jumlah produsennya. Di pasar monopoli, hanya terdapat satu produsen. Sedangkan monopolistik memiliki banyak produsen.

5. Kebebasan untuk Menentukan Harga

Dalam jenis monopoli, persaingannya di industri tidak ketat. Oleh sebab itulah pemilik perusahaan seperti ini lebih bebas untuk menentukan berapa harga jualnya. Baik yang harganya rendah, atau tinggi. Mayoritas pelanggan akan tetap setia, sebab jarang ada perusahaan lainnya yang memproduksi produk serupa.

Di perusahaan yang termasuk monopolistik, perlu berhati-hati dalam menentukan harga. Tidak jarang, pasar menurun karena ada produk serupa dengan harga yang lebih terjangkau dan kualitas hampir sama. Untuk itu, diperlukan riset pasar dan faktor lainnya yang mempengaruhi pembelian produk, khususnya harga.

6. Kebutuhan Akan Promosi

Promosi dan iklan dibutuhkan oleh semua jenis pasar. Kendati demikian, pada pasar monopoli biasanya kebutuhan untuk mempromosikan ini tidak terlalu besar. Sebab, sebagai produk yang langka dan sulit tergantikan, otomatis pembeli mau membeli produknya.

Jika menyebarkan iklan, biasanya hanya untuk menjaga relasi dengan masyarakat. Sehingga masyarakat dapat lebih mengenal seperti apa produk yang dibelinya ini. Sebaliknya, di pasar monopolistik sangat penting untuk melakukan promosi. Perusahaan perlu memanfaatkan berbagai platform misalnya media sosial yang disukai masyarakat.

Sebab, persaingan di pasar monopolistik sangat ketat. Ada banyak produk yang jenisnya serupa. Selai membangun branding dan meningkatkan karakteristik uniknya, promosi juga menjadi bagian yang tidak boleh terlupakan. Oleh sebab itu, sekarang banyak jasa yang menawarkan pembuatan promosi.

Beberapa di antaranya content writer, graphic designer, web developer, dan masih banyak lagi. Semuanya memiliki peran dalam produk pasar monopolistik sehingga tetap mampu bersaing dan bertahan.

Demikian informasi tentang perbedaan pasar monopoli dan pasar monopolistik. Keduanya memiliki perbedaan mendasar, yaitu pada produk, produsen, serta kebebasan dalam menentukan harga.