Inilah 10 Komponen CVT dan Fungsinya secara Lengkap

Bagi yang sedang mempelajari motor matic, tentunya juga harus paham mengenai komponen CVT-nya. Komponen ini menjalankan sistem transmisi otomatis di motor matic. Lantas apa saja komponen CVT dan fungsinya yang ada pada motor matic?

Setidaknya ada sepuluh komponen berbeda yang akan dijabarkan. Dengan adanya penjabaran ini, maka proses pemahaman setiap komponennya akan jauh lebih mudah. Untuk itu, berikut beberapa komponen CVT yang bisa dikenali, diantaranya:

1. Primary Fixed Sheave

Komponen CVT pertama yang ada di motor matic adalah primary fixed sheave. Jadi dalam CVT, sudah ada sistem pulley yang terdiri dari dua bagian dan salah satunya adalah komponen ini. Satu sisi komponen ini memang terhubung dengan poros pulley primer.

Fungsi utama dari bagian komponen ini adalah sebagai wadah pulley yang dililit dengan V-belt. Karena fungsinya sangat krusial, maka bisa dipastikan jika komponen ini tidak bisa disepelekan begitu saja. Jika susunan komponen ini hilang, maka motor tidak akan bisa berjalan.

Bentuk dari komponen ini sendiri seperti piringan dengan kipas di bagian tepinya. Kipas ini memiliki fungsi untuk mendinginkan ruang CVT. Jika proses pendinginannya baik, maka V-belt tidak akan cepat panas dan akan bertahan untuk waktu yang lebih lama.

2. Transmission Case

Transmission case juga masuk dalam komponen CVT dan fungsinya adalah sebagai tempat semua komponen berada. Biasanya, komponen ini diberi nama sebagai rumah CVT. Selain sebagai tempat komponen berada, rumah CVT ini juga memberikan perlindungan.

Jadi jika dilihat tampilannya, rumah CVT akan memiliki bagian kerangka luar yang berfungsi sebagai penutup. Dengan demikian, semua komponen yang ada di dalamnya akan terlindungi dan tidak mudah kotor. Hal ini tentunya harus diperhatikan, karena akan berpengaruh dalam prosesnya.

Jika bagian komponen kotor, maka kinerja motor matic akan berkurang. Baik itu air, maupun debu sama-sama memiliki pengaruh besar dalam proses pemanfaatan motornya. Oleh karenanya, bagian ini harus ada agar kinerja komponen lainnya juga terjaga dengan baik.

3. Spacer

Saat motor matic berjalan, maka akan ada kerangka yang berputar sebagai laju utama. Komponen yang berkaitan dengan proses ini adalah spacer. Fungsi komponen ini adalah untuk dudukan primary sliding sheave. Tanpa spacer, maka primary sliding sheave tidak akan bisa berputar.

Bentuk komponen ini hanya seperti pipa besi yang kecil, dan tidak terlalu panjang. Nantinya, komponen ini akan menjadi dudukan primary sliding sheave. Kemudian keduanya akan berputar bersamaan untuk menciptakan gerak yang halus dan tidak membuat pergerakan menurun.

Apabila spacer ini rusak dan harus diganti, maka proses penggantiannya harus bersamaan dengan primary sliding sheave. Hal ini dikarenakan dua komponen saling bergesekan, maka dua bagian harus sama-sama kuat untuk menghasilkan kinerja yang optimal.

4. Primary Sliding Sheave

Komponen keempat yang akan diuraikan adalah primary sliding sheave. Jika tadi ada primary fixed sheave, maka pada sisi lainnya ada komponen ini. Fungsi dari susunan komponen yang satu ini adalah untuk memperkecil atau memperbesar pulley primer dari sisi diameternya.

Karena ada fungsi tersebut, maka komponen ini tidak akan terpasang secara tetap. Jika terpasang secara tetap, maka komponen tidak akan bergeser ke kanan atau kiri sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya. Oleh karenanya, alat ini dibuat sedemikian rupa.

Bentuk komponen ini unik, karena salah satu bagiannya akan berbentuk tirus. Pembuatan bentuk seperti ini tentunya juga memiliki alasan, di mana nantinya bisa membuat V-belt terdorong. Hal ini tentunya masih berkaitan dengan fungsi kerjanya secara menyeluruh.

5. Roller

Jenis roller juga menjadi komponen CVT dan fungsinya adalah untuk menekan dindin di pulley primer. Proses penekanan ini penting, apalagi saat terjadi perputaran yang tinggi. Komponen ini juga sering dinamai sebagai bantalan keseimbangan gaya berat.

Roller ini akan memiliki daya guna yang lebih baik, jika memiliki massa yang semakin berat. Jika roller semakin berat, maka proses geraknya akan semakin cepat. Hal ini, tentunya akan lebih baik karena bisa mendorong drive face.

Bagian drive face ada di drive pulley. Jika bagian ini didorong oleh roller semaksimal mungkin, maka belt akan ditekan ke bagian yang paling kecil. Hal ini tentunya akan memberikan proses kerja yang baik dalam motor matic, sehingga pergerakannya bisa maksimal.

6. Primary Shaft

Poros primer atau yang biasa dinamai sebagai primary shaft juga masuk dalam komponen yang harus diketahui. Fungsi dari komponen ini adalah untuk menghubungkan bagian kruk as di mesin ke bagian pulley primer. Oleh sebab itu, komponen ini juga penting.

Pemasangan poros primer ini bersifat tetap, dan tidak akan mengalami perpindahan. Jadi bisa dipastikan jika RPM di mesin, poros primer, dan pulley primer akan sejajar dan sama. Semakin presisi pergerakannya, maka kinerja motor juga semakin baik.

7. V-Belt

Kemudian ada juga komponen V-belt yang bentuknya seperti rantai. Namun dari segi bentuk dan bahan, komponen ini tidak memiliki susunan seperti rantai dan hanya bentuknya saja yang melingkar. Sedangkan untuk besarannya sendiri sesuai dengan dua poros yang ada.

Fungsi dari komponen ini adalah sebagai penghubung putaran secondary fixed dari primary fixed. Jadi jika tidak ada komponen ini, poros yang ada dalam CVT akan sulit untuk bergerak. Saat dijalankan, komponen ini tahan panas serta gesekan sehingga bisa tahan lama.

8. Slider

Slider juga masuk jenis komponen CVT dan fungsinya adalah untuk meredam getaran. Jadi jika motor matic dijalankan, rumah roller akan mengalami getaran yang hebat karena semua komponen sedang bekerja. Oleh sebab itu, diperlukan slider untuk meredam getarannya.

Jumlah slider ini ada tiga dan semua harus berfungsi. Apabila ada satu bagian yang rusak, maka akan menimbulkan suara mengganggu yang tentunya akan mengganggu. Oleh sebab itu, slider ini harus ada dengan keadaan yang baik agar bisa memberikan kinerja maksimal.

9. Secondary Sheave Spring

Untuk selanjutnya, ada juga komponen yang bernama secondary sheave spring. Fungsi dari komponen ini adalah untuk mengembalikan posisi secondary pulley. Bentuk dari komponen ini melingkar, dan diameternya bisa membesar serta mengecil.

10. Secondary Sliding Sheave

Terakhir ada komponen secondary sliding sheave, yang juga harus dipahami struktur dan susunannya. Komponen ini, berguna untuk mengatur besaran diameter yang ada pada pulley sekunder. Bentuknya sendiri terstruktur tirus, agar pergerakannya berpengaruh pada bagian V-belt.

Jadi susunan bentuk dari komponen ini memang sudah diatur sedemikian rupa, untuk menciptakan penggunaan yang maksimal. Apabila bentuknya sudah tidak tirus lagi, maka kinerjanya akan berkurang dan bisa berpengaruh pada komponen lainnya.

Demikianlah penjelasan mengenai komponen CVT dan fungsinya secara lengkap. Karena sudah dijelaskan sepuluh komponennya, maka proses pemahamannya akan lebih mudah. Untuk itu, jangan sepelekan satu bagian pun dari penjelasan tersebut.