Kehadiran bioteknologi modern yang amat sangat membantu peradaban manusia sayangnya harus diikuti pula oleh kelemahan bioteknologi modern itu sendiri. Salah satunya pengaruh jangka panjang yang ditimbulkan dari penggunaan bioteknologi, seperti potensi bahan berbahaya dalam produk-produk keluarannya.
Potensi bahaya yang diberikan secara langsung akan mempengaruhi kehidupan mulai tingkatan rendah hingga yang cenderung mengarah pada dampak negatif. Dikhawatirkan lebih lanjut apabila penanganan atau strategi pencegahan tidak diketahui dengan tepat dapat memperparah dampak negatif yang diberikan.
Pengaruh jangka panjang baru satu dari sejumlah kelemahan, lantas bagaimana dengan kelemahan lainnya? Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan mendasar tersebut, silahkan perhatikan setiap penjelasan berikut dengan saksama.
Daftar isi
Mengenal Bioteknologi Modern dari Segi Keunggulan
Dewasa ini masyarakat awam sekalipun pastinya sudah familiar dengan Polymerase Chain Reaction atau yang lebih dikenal PCR. Apalagi dua tahun belakangan dunia termasuk masyarakat tanah air mengalami pandemi Covid 19.
Polymerase Chain Reaction merupakan satu diantara beberapa metode unggulan yang dimiliki oleh bioteknologi modern dalam membantu diagnosis penyakit secara definitif. Tidak terbatas pada diagnosis saja, PCR juga turut melengkapi rekayasa genetik, deteksi mutasi gen, hingga kepentingan di bidang forensik.
Di samping PCR ada pula rekombinasi DNA yang produknya dapat dilihat pada hormon insulin transgenik untuk terapi penyakit diabetes melitus. Kemudian bioteknologi modern dapat dijadikan alternatif dalam memperoleh bibit tanaman unggulan dengan jumlah berlimpah.
Lalu antibiotik yang biasanya ditemui di apotek-apotek termasuk ke dalam produk hasil bioteknologi modern. Dimana antibiotik sebagai terapi penanganan penyakit tertentu dengan target mikroorganisme berupa mikroba atau bakteri.
Beberapa produk dari bioteknologi modern yang telah disebutkan sudah cukup banyak membantu manusia dalam menghadapi tantangan. Baik itu di bidang kesehatan atau medis, pertanian, dan bidang-bidang yang membutuhkan peralatan canggih dalam implementasinya.
Namun satu yang paling utama, penggunaan bioteknologi modern dengan keunggulannya tidak boleh sembarangan dilakukan. Kemampuan mumpuni dari para ahli profesional sangat dituntut agar hasil produk begitu pula penanganannya tidak membawa dunia ke ambang bahaya.
Kekurangan dari Bioteknologi Modern
Keunggulan yang dimiliki ternyata mau tidak mau dibarengi dengan kelemahan bioteknologi modern dari segi penggunaan dan penerapan. Untuk mengetahui kekurangannya, ikuti rangkuman di bawah ini:
1. Membutuhkan Keahlian Khusus
Bisa dikatakan semua peralatan yang digunakan dalam penerapan bioteknologi modern memerlukan keahlian khusus dari penguji. Contohnya PCR yang mana membutuhkan kemampuan memahami istilah-istilah seperti amplifikasi DNA, denaturasi, dan lain sebagainya.
Tidak terhenti pada kemampuan memahami istilah, penguji harus juga dapat mengerti bagaimana mengambil sampel calon yang akan diperiksa. Kemudian pemahaman tentang spesifikasi peralatan yang nanti dimanfaatkan dalam PCR pun penting untuk preparasi sampel.
Keahlian khusus berlaku tidak hanya pada PCR saja, tetapi di semua metode bioteknologi modern. Inilah mengapa bukan sembarang orang yang bisa terjun dalam bidang bioteknologi modern.
2. Membutuhkan Biaya yang Tidak Sedikit
Kelemahan selanjutnya datang dari kebutuhan biaya penggunaan yang tidak sedikit jumlahnya. Sebut saja, PCR yang dibanderol dengan kisaran harga 500 juta rupiah dan dapat di atasnya tergantung penyedia alat.
Bibit transgenik yang digunakan juga memiliki kisaran harga yang tidak murah seperti benih varietas lokal. Di samping itu, rata-rata penerapan bioteknologi modern dalam menghasilkan produk juga memerlukan ruang khusus.
Apabila dikemudian hari tertarik mengembangkan bioteknologi modern mungkin bisa membuat perencanaan dana terlebih dahulu. Ini bertujuan agar tidak kesulitan dalam mengembangkan alat tersebut.
3. Membutuhkan Teknologi Canggih dalam Penerapannya
Kelemahan bioteknologi modern berikutnya masih seputar dengan teknologi canggih yang didesain dalam menghasilkan suatu produk. Dimana peralatan harus bisa mendukung pengerjaan modifikasi materi genetik organisme yang nanti dipilih atau target sampel.
Sampel yang digunakan umumnya cukup beragam dapat berasal dari kromosom mikroorganisme, genom virus, dan khamir. Teknologi canggih yang ada dalam bioteknologi yang akan membuat target sampel menjadi sebuah produk atau gambaran hasil.
Berbeda dengan bioteknologi konvensional yang cenderung sederhana dalam pengaplikasiannya begitu pula sampel calon produk. Salah satunya pembuatan bir dari hasil fermentasi gandum yang dapat dikerjakan hanya dengan mengandalkan mikroorganisme bahan pangan.
4. Membutuhkan Monitoring Jangka Panjang dari Gen yang Dimodifikasi
Keunggulan gen yang dimodifikasi nyatanya sebisa mungkin membutuhkan pemantauan jangka panjang. Misalnya rekayasa genetik yang dilakukan terhadap bahan pangan, tidak menutup organisme membawa kecacatan.
Kecacatan inilah yang kemudian bisa menimbulkan masalah terkait kesehatan, diakibatkan sifat toksik dari modifikasi gen. Bukan hanya itu, organisme transgenik dapat pula mengganggu keseimbangan ekosistem termasuk pelestarian makhluk hidup.
Pemantauan jangka panjang menjadi bentuk kelemahan yang tak kalah penting bagi pemanfaatan bioteknologi modern. Kerjasama antar tenaga profesional terkait sangat ditekankan agar monitoring dapat berjalan baik.
5. Perlu Pengawasan yang Lebih Ketat
Kelemahan yang terakhir tidak jauh berbeda dengan pemantauan jangka panjang. Pengawasan yang lebih ketat terhadap penerapan bioteknologi modern dan produk hasilnya dimaksudkan untuk kendali dan pencegahan dampak yang ditimbulkan.
Contohnya penggunaan rekombinasi DNA dan PCR dalam mendiagnosis penyakit yang kurang hati-hati memungkinkan terjadinya pelepasan bahan organisme. Pelepasan tersebut dapat memberikan pengaruh buruk bagi kehidupan hewan, manusia, dan lingkungan berupa wabah.
Penyisipan gen dalam obat-obatan atau terapi dengan ketidaktelitian juga dapat membawa dampak negatif. Ditambah lagi adanya oknum-oknum yang memiliki kepentingan tertentu sehingga menyalahgunakan organisme.
Upaya Mencegah Dampak Negatif dari Bioteknologi Modern
Merujuk kelemahan bioteknologi modern yang bisa membawa dampak negatif tentu sangat memerlukan upaya-upaya dalam mencegahnya. Untuk mengetahui apa saja upaya yang kira-kira bisa dilakukan, simak sejumlah poin-poin di bawah ini:
- Memperdalam keilmuan. Upaya paling awal dikhususkan bagi para calon tenaga profesional agar terus memperdalam keilmuan di bidang penggunaan dan penerapan bioteknologi modern.
- Pemberian label pada hasil produk. Upaya kedua dilakukan dengan pemberian label khusus (seperti halal) pada produk-produk bioteknologi modern terlebih untuk masyarakat Muslim.
- Kontrol aturan yang ketat. Upaya ketiga, pembuatan aturan tentang bioteknologi modern harus dirancang sedemikian baik kemudian diterapkan dengan ketat.
- Protokol kerja yang baku. Upaya keempat lebih mengarah pada protokol atau SOP yang ada di laboratorium bioteknologi modern mulai kebutuhan sampai keamanan personal.
- dan Memberikan fasilitas kepada publik. Upaya kelima sekaligus terakhir, dilakukan khusus masyarakat untuk mengetahui, memahami yang diikuti tingkat kesadaran pada produk hasil.
Apabila usaha pencegahan tidak dilakukan dengan baik maka dampak negatif dari bioteknologi modern tidak bisa terhindarkan. Ujung-ujungnya manusia, hewan, lingkungan dapat menjadi kurang nyaman bahkan hidup bersama sumber berbahaya di area yang ditinggali.
Demikian uraian tentang kelemahan bioteknologi modern yang kiranya dapat dijadikan sebagai referensi bagi yang penasaran. Mulai dari kemampuan profesional tenaga penguji, biaya yang terbilang tidak murah, hingga pengawasan ketat di setiap penerapan peralatan dan produksi.
Kelemahan yang turut memberikan dampak negatif bisa disiasati dengan berbagai upaya seperti pemahaman ilmu dan aturan atau protokol baku. Sesama makhluk hidup yang mendiami lingkungan sangat perlu kerjasama agar tidak saling merugikan.